
KUTAI BARAT (Kaltim), SUDUTBERITA.com | Priska, salah satu Tenaga Kerja Kontrak (TKK) pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Barat akhirnya buka suara terkait Video ASN marah-marah yang akhirnya viral di sosial media.
Pasalnya dia memang tidak pernah menduga kalau dirinya justru diduga sebagai penyebar viral tersebut.
“Untuk video yang viral yang diunggah ibu Erika SH, M.Kn. saya tidak mengetahuinya. saya mengetahui itu ditelpon oleh beberapa kerabat,” tutur Priska kepada SUDUTBERITA.com di Sendawar Rabu, 19/02/2022
Ia menampik tuduhan Gamas Laden, kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga tempat dia bekerja karena telah menyebarluaskan video viral oknum pejabat Dispora mengamuk seperti dalam rekaman video yang kini beredar luas di jagat maya.

Wanita yang sudah 13 tahun mengabdi sebagai tenaga kontrak di Pemkab Kubar itu mengaku dipojokkan dengan tuduhan tersebut.
Meskipun tidak disebut nama, dia merupakan salah satu pegawai yang dirolling oleh kepala Dispora dan yang memindahkan meja seperti yang disebut-sebut dalam pemberitaan media atas klarifikasi pimpinannya tersebut.
Sebelumnya telah diberitakan oleh media ini dengan tajuk “Erika Siluq Upload Video ASN Marah-marah, Ini Alasannya”, yang didalamnya memuat statemen Kadispora menyebut, “Begitu dia mau bawa meja itu keberatanlah yang lama, katanya jangan bawa karena itu aset dibidang ini. Kan ngga mungkin dia tidak dapat meja disana nanti,”
“Disitulah mulai timbul mungkin rasa tidak puas. Saya dengar dia pulang ke rumah dia cerita sama saudara saudaranya, akhirnya mem-blowup keluar (sebarkan video),” seperti tertulis dalam berita sebelumnya.
Baca Berita Terkait : Upload Video ASN Marah-marah, Ini Alasan Erika Siluq

Priska mengaku, masalah rolling dirinya sudah mengikuti standar operasional dan prosedur (SOP) pemerintah. Dan ini bukan kali pertama ia dirolling ke bidang lain.
“Saya sudah biasa dirolling. Dan saya siap dirolling kemanapun untuk tugas kinerja berikutnya. Dan saya melaksanakan tugas rolling itu juga sesuai SOP,” kata Priska.
Dia mengatakan tidak pernah permasalahkan atas mutasi dirinya. Hanya saja, ia merasa ragu dan mempertanyakan dalam SK tersebut tidak mencantumkan nomor surat dan tanggal dimulainya tugas sebagaimana nomenklatur umum dalam surat menyurat pemerintah. Untuk memperjelas ia kemudian mendatangi bidang yang dituju, hingga menanyakan ke sekertaris dinas dan kepala dinas.
“Saya menerima SK itu hari Jumat (14/1) sekitar jam 11. Dan saya menerima surat rolling itu tidak ada dasar kapan rolling itu dilaksanakan. Kemudian koordinasi dengan pak sekertaris tapi katanya rolling dimulai sejak surat itu diterima. Tapi saya menerima itu dan saya melaksanakan sesuai SOP,” papar Priska.
“Saya agak ragu karena di SK rolling itu tidak ada tanggal dan nomor surat kemudian tanggal berlakunya surat itu,” aku wanita usia 46 tahun itu .
Wanita yang aktif di kwarcab Pramuka Kubar dan kegiatan sosial keagamaan itu tidak pernah meminta dan repot dengan mutasi, baginya rolling merupakan tantangan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman yang baru.
“Kalau untuk protes, saya sepanjang 13 tahun bekerja di Pemkab Kutai Barat saya tidak pernah memprotes. Dimanapun posisinya saya selalu menerima, karena itu untuk pengalaman, pengetahuan dan bisa dengan hal-hal yang baru itu menambah pengalaman saya.” tegasnya.
Melalui media ini, Priska ingin meluruskan soal dirinya disebut memaksa memindahkan meja kerja.
Menurut dia, meja kerja itu sudah dia pakai kurang lebih 13 tahun sejak awal jadi TKK di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (nomenklatur dinas lama), dan pemindahan meja itu juga atas seizin sekretaris dinas.
“Pertama saya mau angkat meja minta tolong teman dilarang. Saya tidak bawa meja tersebut. Kedua Meja tersebut saya berani pindahkan karena atas izin sekertaris Dispora. Ketiga meja itu bukan pengadaan DPA Dinas pemuda dan olahraga. Itu meja pembelian tahun 2013 dan sudah pindah ke lima bidang,” terang Priska yang sebelumnya telah meminta ijin ke Kepala Dinasnya untuk membuat klarifikasi ke media.
“Jadi meja itu selalu saya bawa kemanapun saya pindah (dalam kantor Dispora),” ucap Priska menambahkan..
Sedangkan terkait atasannya Eniyati, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang videonya ngamuk-ngamuk viral di sosmed,
Dia tidak bermaksud menjelek-jelekkan, hanya saja Priska terpaksa buka suara soal kinerja Eniyati yang dianggap kerap marah-marah.
“Memang kinerja ibu itu sangat buruk. Baik dengan masyarakat terlebih kepada pegawai. Setiap hari mengancam memberhentikan pegawai. Kesalahan selalu di pegawai,” ungkapnya.
Dia memahami, pimpinan punya tanggung jawa untuk membina bawahannya, hanya saja etika dan caranya yang dia anggap kurang bijaksana.
“Sebenarnya tanggung jawab pembinaan ke pegawai memang di beliau.
Cuma etika cara pembinaannya itu, seharusnya memang jika ada tkk yang membuat salah itu dipanggil, ditegur dan diberi solusi. Bukan diteriaki dari pintu ke pintu. Yang ada sekarang ini dari pintu ke pintu.” keluhnya.
PTT yang bekerja sejak awal berdirinya Dispora 2016, mengaku sudah paham bagaimana kinerja atasannya tersebut
“Saya sebagai staf nya 3 tahun, dan saya dapat penindasan di situ, kata-kata tidak pantas, penghinaan, membeda-bedakan .
Saya 3 tahun bekerjasama dengan beliau merasa kurang nyaman, kemudian setiap apa yang kita laksanakan, perintah dia, dia tidak pernah mengoreksi.
“Nanti kalau salah, kesalahan beliau selalu dijatuhkan ke bawahan.” tukas Priska.
Masih menurut Priska apapun yang Eni perbuat itu membunuh karakter kaum muda yang ingin berkarya. Mematikan karakter dan memberangus mereka yang mempunyai ide karena tidak bisa dikembangkan karena intimidasi.
“Karena apapun yang ibu Eni ini perbuat itu membunuh karakter kaum muda yang ingin berkarya. Yang mematikan karakter. Dan mereka yang mempunyai ide tidak bisa dikembangkan karena semua dengan intimidasi.
Takut berbuat ini takut berbuat itu takut. Akhirnya seperti orang membaca itu harus teks,” ungkapnya.
Priska berharap pembinaan seharusnya juga dilakukan secara menyeluruh baik kepada bawahan maupun pimpinan guna merevolusi mental seperti yang digaungkan pak Presiden Jokowi.
“Sebenarnya yang kami inginkan, apa namanya itu, pembinaan. Pembinaan bukan hanya terhadap bawahan, tapi terhadap pimpinan juga.” pungkasnya.
Sementara di lain pihak itu Eniyati hanya berjanji akan menyampaikan tanggapan terhadap video viral, namun hingga berita ini ditayangkan Eniyati tak menyampaikan kabar. Saat dihubungi lewat telpon seluler dan pesan singkat oleh awak media juga tak direspon.
(Red-SB/Paul)
1 thought on “Karena Sebuah Meja, Rolling Pegawai Hingga Dugaan Penyebaran Video, Seorang TKK Dispora Kubar Angkat Bicara”