
SUDUTBERITA.com – Kutai Barat (KALTIM) | Hampir sepekan viral di sosial media karena unggahan video seorang netizen menggambarkan kondisi warga sangat miskin.
Ironisnya, mereka hidup di tengah ibukota Kutai Barat, namun seakan luput dari perhatian warga sekitar maupun dari Pemerintah.
Menurut pantauan media ini nampak kehidupan memprihatinkan dari satu keluarga di RT 08 Kelurahan Barong Tongkok, kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Adalah Ambo Dai, Lelaki renta 73 tahun itu terbaring tanpa daya di kamar berantakan bak kapal pecah.
Sementara istrinya, Miwir (45 th) nampak linglung karena stres.
“Aduh saya kasihan dia sudah lama begitu. Kita kasi makan obat dia ngomong, dia bilang kenapa Tuhan tidak panggil aja aku. Aduh sedih saya dengar. Dia nikah sama anak ku. Maka satu aja anak ku,”terang Maria Rosalina Jujiq, ibu mertua Ambo Dai kepada awak media di rumah tidak layak huni di Barong Tongkok. Kamis 5/8/2021.
“Mereka bilang anak saya ini ‘kurang-kurang”. Padahal nda. Itu dia stress aja, urus keluarga sendiri. Aku nda tahan lihat cucu ku dua orang itu. Maka sebulan ini aku lihat mereka, aduh,”sambung Rosalina.
Sementara itu, Komandan kodim 0912 Kubar Letkol Kaveleri Yudhi Prasetyo Purnomo bersama istri juga mendatangai rumah Ambo Dai, Kamis pagi (05/07/21) dengan membawa sembako. Dandim juga membawa anggotanya untuk membedah rumah Ambo Dai.
“Hari ini saya terenyuh melihat keadaan di lapangan. Sudah seperti ini kondisinya. Suami istri tidak kerja, sakit-sakit dan anaknya juga tidak sekolah sehingga saya tergerak membantu,”ujar Dandim Kubar.

Ia menyebut bedah rumah yang dilakukan itu adalah kerja sama antara Kodim, Koramil dan komunitas trail Kutai Barat. Adapun dana bedah rumah adalah partisipasi masyarakat dan komunitas trail Kubar.
“Hari ini saya secara konkrit, kami langsung bergerak memperbaiki rumahnya dulu. Pemerintah daerah sudah bergerak tapi saya lihat keluarga ini belum memiliki dokumen kependudukan. Sehingga bantuan-bantuan yang seyogyanya diterima selama ini belum tersentuh,”kata Yudhi.
“Kami memberikan bantuan instan dulu berupa bingkisan sembako. Saya lihat sudah banyak memang dari ibu bupati dan pemda. Nah kami dari komunitas trail akan langsung bergerak memperbaiki rumah dulu,” sambungnya.
Sedangkan Suwanto, ketua RT.008 kelurahan Barong Tongkok mengaku keluarga Ambo cukup lama tinggal di wilayahnya. Dia sendiri baru setahun lebih menjadi ketua RT 08, sehingga dia tidak tahu persis kondisi keluarga itu.
“Semenjak jadi RT saya sudah berusaha mendata siapa aja yang berhak mendapat bantuan. Cuma mereka ini karena tidak ada dokumen kependudukan. Tidak ada KK maupun KTP,”katanya.
Namun, Ambo Dai memilki KTP Kota Samarinda dan belum mengurus TP Kubar.
“Ini baru mau diurus. Karena kami mau ngajukan pembangunan rumah tidak layak huni,” ujar Suwanto.
“Terima kasih untuk semua pihak yang telah peduli dengan pak Ambo. Dengan viralnya ini saya juga bersyukur kita jadi tahu. Selama ini kita hanya lihat dari luar tidak tahu isi dalamnya seperti apa. Sekarang akhirnya banyak orang berhati baik yang membantu beliau,”sebut Suwanto.

Sedangkan Pemerintah seakan terkejut setelah keluarga miskin ini viral di Sosial media.
Hal itu mengundang perhatian Ketua tim penggerak PKK Kabupaten Kutai Barat Yayuk Seri Rahayu untuk segera mengunjungi keluarga Ambo dengan membawa sejumlah bantuan.
Petugas kesehatan pun kabarnya baru mendatangi rumah Ambo yang terbaring tidak berdaya.
Ambo Dai menikah dengan Miwir 45 tahun anak dari Maria Rosalina Jujiq puluhan tahun silam.
“Kalau suaminya ini dari Sulawesi. Istrinya suku Dayak Tunjung dari daerah Tutung,” ujar warga sekitar.
b“Dulu dia pernah kerja di toko bangunan. Tapi waktu mulai sakit itu sudah ngga pernah kerja lagi,”sebut tetangga Ambo.
Parahnya lagi, Ambo Dai dan keluarga tak mengantongi satupun dokumen kependudukan di Kutai Barat sehingga sebabkan mereka sulit untuk mendapatkan jaminan sosial maupun kesehatan.
Bahkan kedua anak perempuan mereka dalam usia 8 tahun dan 11 tahun, namun tak pernah menginjak bangku sekolah.

Dalam bedah rumah itu ada seorang warga kampung Balok Asa, yaitu Sukadi turut memberikan bantuan material.
“Karena kita melihat situasi yang memprihatinkan jadi kita melihat tidak mungkinlah mereka bisa merehab rumah ini. Dan ini juga kita lihat mereka tidak punya dokumen kependudukan. Makanya kalau tunggu jalur pemerintah agak lambat. Makanya saya secara pribadi dan teman-teman ini bisa kita rehab,”papar Sukadi.
“Nanti yang kerja kita bersama tim dan TNI, kalau untuk materialnya saya bantu. Rencananya kita buat ukuran 4×6 dulu nanti baru sambung,”sambungnya.
Sedangkan bangunan direncanakan semi permanen dengan pondasi beton, lantai keramik sedangkan dinding memakai papan.
(SB/PSB)