
KUTAI BARAT (Kaltim), SUDUTBERITA.com | Warga Kampung Sembuan boleh berbangga dengan ragam kegiatan usaha berkat adanya Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Kampung (ADK) yang diterimanya.
Kebanggan tersebut diwujudkan dalam acara syukuran yang dilaksanakan dalam bentuk Acara peresmian kegiatan Padat Karya Tunai Dana Desa yang dibangun tahun 2020-2021
itu, sekaligus bersamaan dengan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kerja pemerintah kampung di kantor petinggi Sembuan, Kamis (20/1/2022).

Kepala kampung Sembuan Jersinus mengaku APBD-Kam hampir mecapai 2 miliar rupiah.
“Total Anggaran Pendapatan dan belanja kampung (APB-Kam) Kampung Sembuan Tahun 2021 sebesar Rp 1,8 Miliar, terdiri dari Dana Desa APBN Rp 1,2 miliar, ADK Rp 591 juta dan Bantuan Provinsi Rp 50 juta.” rincinya.
Kampung dengan 3 RT itu mulai memajukan diri dengan ragam usaha mulai dari pertanian, usaha kerajinan, menjahit, perbengkelan, gilingan padi, sarang walet hingga usaha air minum isi ulang.
Bahkan kampung ini baru saja meresmikan sejumlah fasilitas dan program usaha yang dibangun tahun 2020-2021.
Yakni sarana usaha pertanian berupa penggilingan padi, peresmian pembukaan lahan sekaligus tanam perdana.
Kemudian Pemerintah kampung dan kecamatan Nyuatan juga meresmikan satu buah bengkel motor.
Diterangkan oleh Jernius Anggaran sebesar Rp 1,8 miliar tersebut digunakan untuk belanja bidang pemerintah kampung sebesar Rp 548 juta. Bidang pembangunan Rp 526 juta, bidang pembinaan kemasyarakatan Rp 19,5 juta, bidang penanggulangan bencana, darurat dan kegiatan mendesak Rp 343 juta dan penyertaan modal melalui BUMK sebesar Rp 460 juta.
Adapun bidang pemerintahan kampung digunakan untuk belanja aparatur desa, BPK dan lembaga adat.
“Kemudian peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Kampung yaitu pelatihan yang di 2021 kemarin yang ke Samarinda,” jelas Jersinus.
Lebih lanjut ia mengaku ada beberapa kegiatan tidak bisa dilaksanakan dikarenakan ada penurunan anggaran.
“Beberapa kegiatan untuk tahun 2021 memang karena ADK kita dari 800 juta turun menjadi 500 juta akhirnya banyak kegiatan yang tidak bisa kami laksanakan,” katanya.
Sedangkan untuk kegiatan pembangunan yaitu semenisasi jalan kampung, pembangunan gedung penggilingan yang dilengkapi mesin dan peralatan pendukung.
Lalu pembangunan gedung bengkel dan saran perbengkelan serta pembangunan lapangan voli.
Dibidang kegiatan pembinaan masyarakat, kampung Sembuan memberikan pelatihan menjahit untuk kelompok dewasa dan anak-anak sebanyak 1300 orang.
Sementara untuk bidang penanggulangan bencana, darurat dan kegiatan mendesak difokuskan untuk penanganan pandemi covid-19.
“Ini kita laksanakan program PPKM mikro dengan mendirikan Pos jaga RT 01 dan 02, pengadaan tempat dan bahan cuci tangan, pembagian sembako bagi masyarakat yang terpapar covid. Lalu bantuan untuk masyarakat yang mengalami musibah kebakaran, pembagian BLT kepada 90 KPM selama 12 bulan dan pengadaan mesin pemadam kebakaran portable 2 unit,” urai Jersinus.

Sedangkan program PKTD melalui Penyertaan modal BUMK dibantu dalam bentuk program ketahanan pangan.
Yaitu pengadaan mesin pembajak lahan satu unit, mesin perontok padi 2 unit dan bantuan pupuk dan benih jagung untuk kelompok tani.
Ikut menambahkan Ribka Simanjuntak, kaur keuangan menyebut seluruh program pembangunan dilakukan secara transparan. Semua direncanakan bersama masyarakat. Termasuk di dalam pelaksanaannya.
Sehingga tidak ada program yang hanya diketahui perangkat desa. Dan yang terpenting program pemberdayaan ekonomi sangat dirasakan masyarakat setempat.
“Kita rencananya mau kerja sama dengan perusahaan disekitar sini supaya mereka tidak beli beras dari luar. Tapi semua kita siapkan. Ini akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa untuk masyarakat dan kampung,” ujar Ribka.
“Giling padi ini belum diresmikan saja sudah ada penghasilan,” tambah dia.
“Kedepan kita mau lengkapi lagi dengan pencucian motor. Ini juga akan menambah pendapatan selain kita memberdayakan anak-anak kita,” tukasnya.

Tak sampai disitu, kampung dengan 560 lebih jiwa itu juga sudah membangun berbagai sarana dan usaha produktif untuk masyarakat, selama kepemimpinan Petinggi Jersinus.
“Yang sudah jalan ini kelompok menjahit, sarang walet, air bersih isi ulang, jamu, kerajinan tangan dan kesenian,” terang Ribka
Sementara itu sejumlah warga Sembuan yang sebelumnya kebingungan mencari lahan usaha kini mulai bersemangat.
Salah satunya kelompok tani Jaun Nguku 2. Uniknya anggota kelompok ini semuanya perempuan.
Tak tanggung-tanggung, mereka mendapatkan kucuran dana desa hingga Rp 150 juta.
Mereka memanfaatkan dana tersebut untuk usaha pertanian. Baik, jagung, sayuran maupun palawija. Tekat menjadi petani sukses kian terbuka lebar setelah Perusahaan Layung Farm siap bekerja sama. Baik produksi maupun pemasaran.
“Untuk pemasaran tidak sulit. Karena Layung Farm siap tampung. Kalau dulu kita mau usaha takut tidak ada yang beli. Kalau tidak ada penampung kan sia-sia kaya dulu kami tanam jahe tidak ada yang beli,” ucap Warina ketua kelompok tani Jaun Nguku 2.
Adapun jumlah anggota kelompok sebanyak 18 orang, dengan luas lahan masing-masing 50×50 meter per orang.
Nantinya mereka akan dibina oleh pendamping desa dan perangkat kampung Sembuan. Baik pengelolaan maupun laporan keuangan.
Sementara itu dalam sambutannya, Tomi camat mengapresiasi program PKTD kampung Sembuhan. Ia berharap Dana Desa bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
“Saya harap kelompok tani jangan sampai beli Lombok terus. Gunakanlah sebaik baiknya uang itu untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” pesannya.
Camat itu mewanti-wanti kepada masyarakat kampung Sembuan yang melibatkan diri dalam kegiatan kampung ini untuk bisa berhasil,

“Kedepn jangan sampai menjadi simbol sebuah kegagalan. Uang sudah digelontorkan 10, 20 juta, 30 juta tapi tidak dilaksanakan. Kasihan dong pemerintah kampung yang bertanggung jawab.” tegas dia.
Camat juga berpesan jangan hanya semangat didepan setelah itu macet, kemudian menyalahkan pemerintah karena tidak diberi anggaran lagi.
“Ya bagi kami tidak ada masalah, tapi yang ada masalah saat pemeriksaan. Tapi ada sistem yang mengikat dengan uang itu.” ucapnya.
Untuk itu ia berpesan agar warga melaksanakan kegiatan sebaik-baiknya.
“Warga masyarakat yang ada di kampung bagi yang menerima bantuan unit usaha baik itu di pertanian, di bengkel, mari dilaksanakan sebaik mungkin. jadi jangan ada pikiran karena ini uang rakyat kita makan saja. Tidak seperti itu. Tujuan pemerintah menggelontorkan uang agar kita bisa mandiri.
“Menciptakan usaha apa saja. Uang yang ada bisa kita kelola untuk membangun infrastruktur yang ada di kampung. Jadi itu harapan kami.” tegas camat.
(Red-SB/Paul)